Dalam dunia trading saham, chart saham atau grafik harga adalah alat penting untuk membaca pergerakan harga. Trader menggunakan chart ini untuk melakukan analisis teknikal dan memprediksi peluang beli atau jual saham.
Ada beberapa jenis chart saham yang umum digunakan, dan masing-masing punya kelebihan serta cara baca yang berbeda.
Mengenal OHLC dalam Pergerakan Harga Saham
Sebelum memahami jenis chart saham, ada empat informasi penting yang selalu muncul dalam pergerakan harga harian, yaitu OHLC (Open, High, Low, Close):
- Open – Harga pembukaan saham saat market dibuka.
- High – Harga tertinggi yang dicapai saham pada hari tersebut.
- Low – Harga terendah yang dicapai saham pada hari tersebut.
- Close – Harga penutupan saham saat market ditutup.
Contohnya, harga pembukaan (Open) bisa sama atau berbeda dengan harga penutupan (Close). Begitu juga harga tertinggi (High) dan terendah (Low) yang menunjukkan batas pergerakan harga di hari itu.
3 Jenis Chart Saham yang Paling Populer
Di aplikasi trading seperti Stockbit, kamu bisa memilih tiga tipe price chart untuk menganalisis saham, yaitu:
1. Line Chart (Grafik Garis)
![]() |
Sumber : Stockbit |
- Pengertian: Grafik paling sederhana yang hanya menampilkan data harga penutupan (Close) setiap harinya.
- Kelebihan: Mudah dibaca dan cocok untuk melihat arah tren saham secara garis besar.
- Kekurangan: Tidak menampilkan informasi Open, High, dan Low sehingga kurang detail untuk analisis teknikal mendalam.
Line chart biasanya dipakai untuk analisis cepat atau melihat tren jangka panjang.
2. Bar Chart (Grafik Batang)
![]() |
Sumber : Stockbit |
- Pengertian: Menampilkan semua data OHLC dalam satu batang.
- Bentuk: Mirip batang lidi dengan tonjolan di kiri dan kanan.
- Tonjolan kiri = Harga Open
- Tonjolan kanan = Harga Close
- Ujung atas batang = Harga High
- Ujung bawah batang = Harga Low
- Kelebihan: Memberikan informasi detail pergerakan harga saham setiap harinya.
- Visual: Biasanya berwarna hijau jika harga naik (Close > Open) dan merah jika harga turun (Close < Open).
Bar chart sering dipakai trader yang ingin detail, tapi tetap simpel.
3. Candlestick Chart (Grafik Batang Lilin)
![]() |
Sumber : Stockbit |
- Sejarah: Ditemukan oleh pedagang beras Jepang bernama Munehisa Homma pada abad ke-18.
- Pengertian: Sama-sama menampilkan data OHLC, tetapi dengan bentuk lebih tebal (body) dan sumbu (wick) menyerupai lilin.
- Cara Baca:
- Body candlestick = Harga Open dan Close.
- Wick (sumbu) atas = Harga High.
- Wick (sumbu) bawah = Harga Low. - Warna:
- Hijau = Harga Close lebih tinggi dari Open (harga naik).
- Merah = Harga Close lebih rendah dari Open (harga turun).
Candlestick chart menjadi favorit trader karena informatif dan mudah dibaca secara visual.
Memahami Timeframe pada Chart Saham
Selain jenis chart, trader juga harus memperhatikan timeframe atau periode waktu yang digunakan. Beberapa contoh timeframe yang umum:
- Daily: Satu batang chart mewakili pergerakan harga satu hari.
- Weekly: Satu batang chart mewakili pergerakan harga selama satu minggu (Senin–Jumat).
- Monthly: Satu batang chart mewakili pergerakan harga selama satu bulan penuh.
Pemilihan timeframe tergantung strategi trading. Trader harian biasanya menggunakan daily chart, sementara investor jangka panjang cenderung memakai weekly atau monthly chart.
Kesimpulan
- Line chart cocok untuk melihat tren harga secara garis besar.
- Bar chart menampilkan detail OHLC secara sederhana.
- Candlestick chart menjadi pilihan utama trader karena informatif dan mudah dibaca.
- Selalu perhatikan timeframe chart sesuai strategi trading yang digunakan.
Dengan memahami jenis-jenis chart saham dan cara membacanya, kamu bisa menganalisis pergerakan harga lebih akurat dan meningkatkan peluang profit dalam trading.