XL Smart (EXCL) Rugi Rp 1,22 Triliun di Semester I 2025, Ini Penyebabnya

PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) melaporkan kinerja keuangan yang mengecewakan pada semester I tahun 2025. 


Emiten telekomunikasi ini membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,22 triliun, padahal pada periode yang sama tahun lalu perusahaan masih mencatatkan laba bersih Rp 1,02 triliun.


Pendapatan Naik, Tapi Tidak Mampu Menahan Beban


Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan EXCL justru mengalami pertumbuhan. Hingga Juni 2025, pendapatan naik 11,7% menjadi Rp 19,09 triliun, dibandingkan Rp 17,05 triliun pada semester I 2024.


Namun, peningkatan pendapatan tersebut tidak mampu menutupi kenaikan beban operasional dan keuangan. Beberapa pos beban yang mengalami lonjakan antara lain:

  • Beban penyusutan naik menjadi Rp 7,3 triliun
  • Beban infrastruktur meningkat menjadi Rp 5,36 triliun
  • Beban interkoneksi dan langsung lainnya melonjak ke Rp 2,12 triliun dari Rp 1,56 triliun
  • Beban gaji dan kesejahteraan karyawan naik tajam ke Rp 1,61 triliun dari Rp 818,5 miliar
  • Beban umum dan administrasi naik ke Rp 265,1 miliar
  • Beban amortisasi naik ke Rp 202,9 miliar

Sementara itu, beban penjualan dan pemasaran justru turun menjadi Rp 916 miliar.


Total Beban Membengkak


Jika ditotal, seluruh beban EXCL pada semester I 2025 membengkak hingga Rp 18,56 triliun, naik signifikan dari Rp 14,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu.


Setelah memperhitungkan beban lain-lain, keuntungan selisih kurs, hasil penjualan dan sewa-balik, serta kerugian dari entitas asosiasi, EXCL akhirnya mencatat rugi sebelum pajak sebesar Rp 1,34 triliun, berbalik arah dari laba Rp 1,33 triliun pada semester I 2024.


Aset EXCL Tetap Tumbuh


Meski mengalami kerugian, total aset EXCL justru meningkat signifikan. Hingga akhir Juni 2025, total aset perusahaan tercatat sebesar Rp 113,4 triliun, naik dari Rp 86,1 triliun pada akhir 2024.


Kesimpulan


Kinerja keuangan XL Smart (EXCL) di semester I 2025 menunjukkan tantangan besar. Meski pendapatan berhasil tumbuh dua digit, tingginya beban operasional dan keuangan membuat perusahaan harus menelan kerugian Rp 1,22 triliun.


Ke depan, investor akan menantikan langkah manajemen dalam menekan biaya sekaligus menjaga pertumbuhan pendapatan agar kinerja keuangan bisa kembali positif.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post